-->

Rabu, 07 Agustus 2024

Dinkes Inhil Sebut Untuk Menunjang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Diperlukan Media KIE








RIAUFAKTA.ID, ADV Untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak diperlukan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan catatan yang efektif dan efisien.

Hak tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil Rahmi Indrasuri yang diwakili oleh Sekretaris Dinkes Inhil Hj. Indrawati saat menggelar pertemuan sosialisasi buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Hotel Harmoni Tembilahan, Rabu (7/8/24).


Dia menjelaskan, bahwa peningkatan kesehatan ibu dan anak difokuskan pada upaya diantaranya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB) lahir dan angka kematian Neonatal. 


"Dengan target angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi menjadi 16 kematian per 1000 kelahiran hidup, dibutuhkan strategi khusus yang efektif dan efisien dalam proses pencapaian tersebut," katanya.


Selanjutnya, upaya kesehatan ibu dan anak penyelenggaraan imunisasi, serta pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas mengamanahkan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menyiapkan dan menjaga kehamilan, agar persalinan sehat dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat dan bertumbuh kembang optimal.


"Untuk itu kementerian Kesehatan menetapkan bahwa buku ia menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun termasuk kelainan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak dan KB," tuturnya.


"Untuk dapat mencapai pemanfaatan buku kia yang optimal, perlu keterlibatan jejaring dalam mengoptimalkan pemanfaatan buku kia sebagai instrumen dalam pemberian KIE dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak," katanya menambahkan.

Selasa, 06 Agustus 2024

Dinkes Inhil Gelar Pertemuan Sosialisasi Buku KIA









RIAUFAKTA.ID, ADVDinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (DINKES Inhil) menggelar pertemuan sosialisasi buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang di mulai sejak Rabu 07 hingga Jum'at 09 Agustus 2024.

Kegiatan ini dihadiri dan di buka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil Rahmi Indrasuri yang diwakili oleh Sekretaris Dinkes Inhil, Kabid, subkontraktor dilingkungan DINKES Inhil, narasumber dari Dinkes Provinsi Riau, dan tamu undangan yang terdiri dari 30 Puskesmas se-Kabupaten.


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil Rahmi Indrasuri melalui sekretaris Dinkes Inhil mengucapkan terimakasih atas perhatian den kepedulian peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.


"Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran saudara, karena hal ini menggambarkan adanya perhatian dan kepedulian saudara terhadap kepentingan program peningkatan pelayanan kesehatan balita melalui sosialisasi buku KIA," ungkapnya.


Kendati begitu, dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, dirinya berharap, tenaga kesehatan yang ikut pada pertemuan itu dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tempatnya masing-masing.


"Harapan saya dengan diadakannya kegiatan ini tenaga kesehatan Puskesmas dan jaringannya dapat meningkatkan komitmen bersama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak di fasilitas pelayanan kesehatan," pungkasnya.

Kadinkes Inhil Sampaikan Pesan Penting Terkait Penyakit Sindrom Lennox Gastaut















RIAUFAKTA.ID, ADVKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Dinkes Inhil) Rahmi Indrasuri menyampaikan pesan penting terkait penyakit Sindrom Lennox Gastaut (SLG) merupakan salah satu bentuk epilepsi kompleks yang sering kali mengenai anak-anak pada rentang usia 3-5 tahun. Kondisi ini memerlukan pemahaman mendalam dari para orang tua dan keluarga yang merawat anak-anak dengan SLG.

Gejala Utama

SLG ditandai dengan berbagai jenis kejang, yang meliputi kejang anatonik (tipe kejang yang menyebabkan kehilangan tonus otot), kejang tonik (kejang dengan kontraksi otot yang kaku), dan kejang obsensi atipikal (kejang yang mungkin terlihat seperti absen atau perilaku aneh). Selain kejang, anak-anak dengan SLG sering mengalami penurunan perkembangan kognitif dan masalah perilaku seperti hiperaktivitas dan agresivitas.

Diagnosis

Diagnosis SLG didasarkan pada gejala klinis yang spesifik, termasuk pola kejang yang khas dan hasil tes EEG (elektroensefalogram) yang menunjukkan aktivitas listrik otak yang tidak normal. Dokter mungkin juga melakukan pencitraan otak seperti MRI untuk memastikan tidak ada penyebab lain dari gejala yang terlihat.

Penanganan dan Perawatan

Penanganan SLG sangatlah menantang. Terapi utama biasanya melibatkan kombinasi antikonvulsan atau obat anti-epilepsi untuk mengendalikan kejang. Kadang-kadang, pembedahan bisa menjadi pilihan terakhir jika obat-obatan tidak berhasil mengendalikan kejang.

Selain itu, terapi pendukung seperti terapi fisik, terapi bicara, dan pendekatan pendidikan yang spesifik dibutuhkan untuk membantu anak-anak dengan SLG mencapai potensi maksimal mereka dalam hal perkembangan kognitif dan sosial.

Dukungan untuk Keluarga

Bagi keluarga yang memiliki anak dengan SLG, penting untuk mencari dukungan emosional dan informasi yang memadai. Melibatkan diri dalam kelompok dukungan untuk keluarga dengan epilepsi dapat membantu orang tua berbagi pengalaman, strategi, dan solusi yang berguna.

Kesimpulan

Sindrom Lennox Gastaut adalah kondisi yang kompleks dan menantang, tetapi dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai, anak-anak dengan SLG dapat memiliki kehidupan yang bermakna dan berkualitas. Pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan dan kehidupan bagi mereka yang terkena dampaknya, Rabu (07/9/24).

Dengan begitu, masyarakat Indragiri Hilir diharapkan dapat lebih memahami SLG dan memberikan dukungan yang lebih besar kepada keluarga yang terpengaruh oleh kondisi ini. 

Senin, 05 Agustus 2024

Mengapa Penjaringan Kesehatan Penting? Berikut Penjelasan Dinkes Inhil









RIAUFAKTA.ID, ADVDinas Kesehatan Kabupaten Inderagiri Hilir (Dinkes Inhil) menyampaikan kepada masyarakat pentingnya pendidikan dasar merupakan masa kritis dalam perkembangan anak, tidak hanya dari segi akademik tetapi juga kesehatan fisik dan mental mereka. 

Untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses penuh terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia telah menerapkan standar penjaringan kesehatan.


Standar ini menetapkan bahwa setiap anak pada usia pendidikan dasar harus menjalani skrining kesehatan pada waktu kelas 1 dan kelas 7.


Mengapa Penjaringan Kesehatan Penting?


Penjaringan kesehatan pada anak usia pendidikan dasar adalah langkah preventif yang krusial dalam mendeteksi dini berbagai kondisi kesehatan yang mungkin memengaruhi perkembangan mereka. Dengan mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, seperti gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, atau masalah pertumbuhan, dapat dilakukan intervensi yang tepat waktu sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam proses pendidikan mereka.


Implementasi Standar Penjaringan Kesehatan.


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program penjaringan kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Berikut adalah tahapan implementasi standar penjaringan kesehatan yang wajib dilakukan:


1. Pengaturan Jadwal Penjaringan: Setiap anak pada awal masuk kelas 1 dan kelas 7 diwajibkan untuk menjalani skrining kesehatan secara rutin. Jadwal penjaringan ini diatur sedemikian rupa untuk memastikan semua anak dapat dijangkau tanpa terlewat.


2. Kerjasama dengan Tenaga Kesehatan: Pemerintah Daerah bekerja sama dengan fasilitas kesehatan setempat, termasuk puskesmas dan dokter umum, untuk melaksanakan skrining kesehatan. Tenaga kesehatan yang terlatih akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan.


3. Pemberian Informasi kepada Orang Tua/Wali**: Sebelum pelaksanaan skrining, orang tua atau wali murid diberikan informasi mengenai pentingnya skrining kesehatan dan prosedur yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memastikan partisipasi dan dukungan dari keluarga dalam proses penjaringan kesehatan anak.


4. Analisis dan Tindak Lanjut: Hasil skrining kesehatan akan dianalisis secara cermat. Apabila ditemukan masalah kesehatan, seperti gangguan penglihatan atau gangguan pendengaran, anak akan dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Tindak lanjut yang tepat waktu menjadi kunci dalam memberikan intervensi yang efektif bagi perkembangan anak. 


Dampak Positif dari Implementasi Standar Penjaringan Kesehatan.


Implementasi standar penjaringan kesehatan ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi anak usia pendidikan dasar, antara lain:


Meningkatkan Kualitas Pendidikan : Anak-anak yang sehat cenderung memiliki tingkat kehadiran yang lebih baik dan dapat belajar dengan optimal di sekolah.


Mencegah Kecacatan yang Dapat Dicegah: Dengan mendeteksi dini masalah kesehatan, seperti cacat fisik atau gangguan sensorik, dapat dilakukan intervensi yang tepat guna mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.


Mengurangi Beban Finansial Keluarga : Intervensi dini dan perawatan yang tepat dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan keluarga untuk perawatan kesehatan jangka panjang.


Standar penjaringan kesehatan untuk anak usia pendidikan dasar merupakan komitmen nyata Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan generasi muda. Dengan melaksanakan skrining kesehatan secara teratur pada waktu kelas 1 dan kelas 7, diharapkan setiap anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta mencapai potensi terbaik mereka dalam proses pendidikan.


Dengan demikian, investasi dalam kesehatan anak-anak merupakan investasi dalam masa depan bangsa yang lebih sehat dan berkualitas.

Imigrasi Tembilahan Ikuti Kegiatan Webinar Series 1 Bersama Menkumham









RIAUFAKTA.ID, TEMBILAHAN - Seluruh pegawai Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tembilahan pagi ini tampak antusias mengikuti kegiatan Webinar Series yang digelar oleh BPSDM Hukum dan HAM, dengan Narasumber Menteri Hukum dan HAM RI, Bpk. Yasonna H. Laoly.

Kegiatan Webinar Series ini merupakan rangkaian webinar yang diselengarakan BPSDM Hukum dan HAM yang bertujuan untuk pendidikan dan pengembangan kompetensi pegawai, serta merupakan bagian dari pemenuhan hak setiap ASN untuk memperoleh pengembangan Kompetensi sebanyak 20 JP (Jam Pelajaran) setiap tahunnya.

Pegawai Kantor Imigrasi Tembilahan mengikuti kegiatan Webinar Series secara daring dari Ruang Rapat Binsar Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tembilahan, dan beberapa pegawai beserta Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) yang sedang bertugas diluar kantor mengikuti kegiatan melalui smartphone di lokasi bertugas.

Kegiatan Webinar Series 1 ini dimulai dengan sambutan dan laporan kegaitan oleh Kepala BPSDM Hukum dan HAM, Bpk. Razilu, lalu dilanjutkan dengan pembekalan dan materi oleh Narasumber yaitu Menteri Hukum dan HAM dengan materi tentang SDM Berkualitas Menyongsong Indonesia Emas 2045.

Kakanim Tembilahan, Bpk. Yoga Aria Prakoso Wardoyo, secara langsung menghimbau dan memonitoring para pegawai untuk berpartisipasi dan mengikuti kegiatan Webinar Series 1 ini, "webinar series merupakan bagian dari hak pemenuhan kompetensi pegawai, mari kita ikuti dan simak materi dan pembelajaran yang telah disiapkan pada rangkaian webinar series ini. 

Tentunya akan menjadi ilmu yang bermanfaat, dan berdampak pada peningkatan kompetensi kita dalam pelaksanaan tugas nantinya" himbau kakanim.

Minggu, 04 Agustus 2024

Dinkes Inhil Paparkan 6 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun dan 5 Waktu CTPS











RIAUFAKTA.ID, ADVDinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir (Dinkes Inhil) terus kampanyekan 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan 5 waktu penting CTPS. 

Kepala Dinkes Inhil menjelaskan, menurut penelitian, mencuci tangan yang benar dapat menurunkan angka penularan infeksi berbagai penyakit seperti influenza, diare, hingga hepatitis A hingga 50%. 

Adapun tujuan dari Cuci Tangan adalah untuk menjaga kebersihan diri, mencegak infeksi silang dan sebagai pelindung diri.

Dikatakannya, WHO telah menyarankan agar bisa mencuci tangan dengan 6 langkah, yaitu:

1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air bersih dan keringkan

Sementara, 5 waktu penting CTPS :

1. Sebelum makan

2. Setelah BAB

3. Sebelum menjamah makanan

4. Sebelum menyusui

5. Setelah beraktifitas

Dinkes Inhil Laksanakan Pertemuan Evaluasi Program Anak di Salah Satu Hotel di Tembilahan


RIAUFAKTA.ID, ADVPemerintah Kabupaten Indragiri Hilir melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil melaksanakan pertemuan evaluasi program anak di salah satu hotel di Tembilahan, Senin (5/8/24). 

Diketahui bahwa pelaksanaan tersebut digelar dari tanggal 5-7 Agustus 2024 yang dihadiri oleh peserta dari Puskesmas se-kabupaten Indragiri Hilir. 

Kadinkes Inhil Rahmi Indrasuri dalam sambutannya mengatakan, bahwa kegiatan pertemuan evaluasi program anak ini sangat penting dilakukan mengingat Puskesmas dan PKM merupakan ujung tombak dalam perpanjangan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat 

"Kegiatan ini menggambarkan adanya perhatian dan kepedulian kita terhadap kepentingan program peningkatan pelayanan kesehatan balita melalui evaluasi program anak," kata Rahmi. 

Kadinkes Rahmi Indrasuri menuturkan bahwa rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) berfokus pada peningkatan kesehatan ibu, anak, KB dan kesehatan reproduksi serta percepatan perbaikan gizi masyarakat. 

Selain itu juga Kadinkes Inhil Rahmi Indrasuri menambahkan, Peningkatan kesehatan ibu dan anak difokuskan pada upaya penurunan angka kematian ibu (AKI), Melahirkan, angka kematian bayi (AKB) lahir dan angka kematian neonatal. 

"Dengan target angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi menjadi 16 kematian per 100 kelahiran hidup, di Kabupaten Indragiri Hilir kematian ibu sedang di MPDN 9 kematian ibu. Kematian bayi di laporan manual ada 24 lahir mati, 70 lahir hidup sedangkan di MPDN 23 lahir mati, 64 lahir hidup. Dibutuhkan strategi khusus yang efektif dan efisien dalam proses pencapaian tersebut," jelasnya. 

Dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan program anak diperlukan sistem Pencatatan dan pelaporan yang akurat, Real time dan berkualitas. 

"Dengan sistem Pencatatan dan pelaporan yang baik dapat mendukung pelaksanaan program anak di lapangan. Saya berharap Puskesmas dan jaringannya dapat meningkatkan komitmen bersama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak di fasilitas pelayanan Kesehatan," imbuhnya. 

Selama pelaksanaan tersebut terpantau yang hadir narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Narasumber dari RSUD Puri Husada Tembilahan, Sekretaris, Kabid, Sub Koordinator di lingkungan Dinas Kesehatan serta peserta yang mengikuti kegiatan evaluasi program anak.

© Copyright 2019 Riaufakta.id | All Right Reserved