RIAUFAKTA.ID, TEMBILAHAN - Menyikapi status Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria yang ditetapkan pada 2 Oktober 2024 lalu, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) bersama Dinas Kesehatan terus bergerak cepat untuk mengatasi wabah tersebut. Upaya ini semakin diperkuat dengan sinergi lintas sektor yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan RI.
Pada Rabu (20/11/2024), bertempat di Aula Bappeda, digelar rapat penanganan bencana non-alam KLB malaria yang dipimpin Asisten III Setda Inhil, Drs. Fajar Husin, mewakili Pj. Bupati Inhil. Rapat ini menghadirkan Tim Kementerian Kesehatan RI, yang terdiri dari Ammar Farras Sabila (analis bencana), Ze Eza Yulia Pearlovie (pengendali bencana bidang kesehatan), dr. Junita Rosa Tiurma (Pembina wilayah Riau), dan Mohammad Ersahbanda (Penanggung jawab logistik). Turut hadir pula Forkopimda, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, BPBD, serta sejumlah OPD terkait.
Dalam laporannya, Tim Kemenkes RI mengungkapkan bahwa hingga 18 November 2024, jumlah kasus malaria di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, telah mencapai 224 orang. Berbagai langkah strategis pun telah dilakukan untuk menekan angka penyebaran, di antaranya:
1. Mendampingi Dinas Kesehatan dalam mengaktifkan klaster dan sub-klaster penanganan.
Menyikapi status Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria yang ditetapkan pada 2 Oktober 2024 lalu, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) bersama Dinas Kesehatan terus bergerak cepat untuk mengatasi wabah tersebut. Upaya ini semakin diperkuat dengan sinergi lintas sektor yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Kesehatan RI.
Pada Rabu (20/11/2024), bertempat di Aula Bappeda, digelar rapat penanganan bencana non-alam KLB malaria yang dipimpin Asisten III Setda Inhil, Drs. Fajar Husin, mewakili Pj. Bupati Inhil. Rapat ini menghadirkan Tim Kementerian Kesehatan RI, yang terdiri dari Ammar Farras Sabila (analis bencana), Ze Eza Yulia Pearlovie (pengendali bencana bidang kesehatan), dr. Junita Rosa Tiurma (Pembina wilayah Riau), dan Mohammad Ersahbanda (Penanggung jawab logistik). Turut hadir pula Forkopimda, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, BPBD, serta sejumlah OPD terkait.
Dalam laporannya, Tim Kemenkes RI mengungkapkan bahwa hingga 18 November 2024, jumlah kasus malaria di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, telah mencapai 224 orang. Berbagai langkah strategis pun telah dilakukan untuk menekan angka penyebaran, di antaranya:
1. Mendampingi Dinas Kesehatan dalam mengaktifkan klaster dan sub-klaster penanganan.
Dalam arahannya, Drs. Fajar Husin menegaskan pentingnya peran aktif OPD terkait dalam mendukung Tim Kemenkes RI. Ia meminta seluruh instansi untuk melaporkan setiap perkembangan di lapangan secara berkala. “Koordinasi yang solid dan respons cepat menjadi kunci keberhasilan kita dalam menangani KLB malaria ini. Harapannya, sinergi ini mampu memberikan hasil nyata dalam waktu dekat,” ujarnya.
Pemkab Inhil bersama Dinas Kesehatan juga menekankan perlunya edukasi kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Upaya seperti pemberantasan sarang nyamuk, penggunaan kelambu, dan penyuluhan kesehatan menjadi langkah prioritas.
Dengan komitmen bersama antara Pemkab Inhil, Dinas Kesehatan, serta berbagai pihak, diharapkan wabah malaria yang melanda Desa Kuala Selat segera teratasi, sehingga masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan dengan tenang.
"Kami tidak hanya ingin menangani dampaknya, tetapi juga mencari akar penyebabnya agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang," pungkas Drs. Fajar Husin.
FOLLOW THE Riaufakta.id AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Riaufakta.id on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram