Berdasarkan data, kasus stunting di desa tersebut turun dari 5 kasus pada 2023 menjadi 3 kasus pada 2024, meskipun sempat mengalami peningkatan dari 2 kasus pada 2022.
Penurunan ini menjadi hasil dari berbagai intervensi pemerintah dalam program pencegahan stunting di wilayah ini.
Stunting, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, menjadi fokus perhatian melalui program intervensi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir melalui Dinas Kesehatan telah menetapkan beberapa desa, termasuk Bagan Jaya, sebagai lokus intervensi penurunan stunting sejak tahun 2019.
Berbagai upaya telah dilakukan di Kecamatan Pelangiran, termasuk sosialisasi ASI eksklusif, pendidikan gizi untuk ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK), serta program PENCETIN (Pelangiran Cegah Stunting). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pencegahan stunting.
Namun, meski sudah ada kemajuan, masih terdapat faktor determinan yang memerlukan perhatian lebih, seperti akses air bersih, sanitasi, dan perilaku merokok orang tua. Selain itu, remaja putri yang belum teratur mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) juga menjadi salah satu tantangan dalam upaya pencegahan stunting.
Pemerintah Kecamatan Pelangiran berharap dukungan lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat dalam menangani dan mencegah bertambahnya balita yang mengalami stunting.
Upaya yang lebih komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk mencapai target penurunan angka stunting yang lebih signifikan di masa depan.
FOLLOW THE Riaufakta.id AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Riaufakta.id on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram