RIAUFAKTA.ID, CONCONG - Kasus stunting di Kelurahan Concong Tengah mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data analisis pengukuran stunting pada periode 2022-2024, terdapat lonjakan kasus pada tahun 2023 dan 2024, dengan masing-masing lima balita yang teridentifikasi mengalami stunting. Padahal, pada tahun 2022, kelurahan ini tercatat nihil kasus stunting.
Stunting diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis yang dialami balita, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Faktor-faktor seperti kurangnya asupan gizi, keterbatasan akses air bersih, dan sanitasi yang buruk menjadi penyebab utama terjadinya stunting di wilayah ini. Selain itu, rendahnya pengetahuan ibu terkait gizi selama kehamilan hingga masa nifas turut berkontribusi.
Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir melalui Dinas Kesehatan telah menetapkan Kelurahan Concong Tengah sebagai salah satu dari 26 lokus intervensi stunting pada tahun 2024. Upaya yang dilakukan antara lain pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, penyuluhan kebersihan lingkungan, dan penyediaan makanan tambahan lokal untuk balita.
Dinkes Inhil juga terus melakukan pengukuran balita setiap bulan untuk memantau perkembangan mereka. Edukasi kepada orang tua agar rutin membawa anak ke posyandu juga digencarkan, mengingat pentingnya pemantauan kesehatan secara berkala.
Kasus stunting yang berlanjut ini menjadi tantangan bagi Kelurahan Concong Tengah, dengan harapan intervensi yang dilakukan dapat menurunkan angka stunting dalam beberapa tahun mendatang.
FOLLOW THE Riaufakta.id AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Riaufakta.id on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram