RIAUFAKTA.ID - Baru-baru ini kisah guru di Lampung yang menikahi muridnya viral di media sosial . Bahkan, mereka melakukan foto prewedding di dalam kelas dengan seragam mereka masing-masing.
Melihat fenomena ini, seorang Psikolog, Prasetja mengungkapkan bahwa kasus ini cukup berbahaya. Pasalnya, menurutnya hal ini bisa menimbulkan ‘grooming’.
Mengapa bisa demikian? Berikut ulasannya, dilansir dari thread yang ditulis di akun Twitter sang psikolog, @IamPrasPrasetja, Jumat, (2/6/23).
“Teman-teman guru, mau izin tolong jelaskan (aku ga ada niat negatif apapun), apakah profesi guru ada poin yang mengatur interaksi romantik murid dan siswa?,” tulis Prasetja, dalam akun Twitternya.
“Karena jujur ini BAHAYA BANGET ketika seorang GURU menikahi MURIDNYA SENDIRI,” imbuhnya.
Ironisnya, Prasetja menjelaskan, bahwa kasus hubungan antara guru dan murid ini sudah terjadi sejak sang murid masih dalam masa pendidikan.
Mereka bahkan telah melakukan pendekatan sebagai lawan jenis, buka lagi sebagai guru dan murid.
Prasetjo lantas mengungkapkan dampak yang bisa terjadi akibat kasus grooming ini. Mulai dari dampak psikologis hingga dampak ke fisik sang murid
“Guys ini berisiko grooming dan kalau sampai ada, menyalahi etika keprofesian,” ungkapnya
“Dampaknya luar biasa berat ke muridnya, secara psikologis hingga fisik, bahkan ada kasus dimana pendidikan dan kesehatan murid hancur, akibat gurunya manipulasi hub. romantik & seksual ke murid,” lanjutnya.
Ia lantas mengimbau agar murid-murid yang terjebak dalam kasus grooming ini harus segera mendapatkan tindakan medis dan terapi psikologis jangka panjang. Hal ini dilakukan agar pendidikan mereka tidak berantakan akibat ulah oknum guru yang tidak bisa memberi batasan Interaksi.
“Guys ayo yang punya akses interaksi dengan siswa begini, mari normalisasi mencintai generasi muda dengan cara mendukung pendidikan dan pengembangan diri mereka, BUKANNYA DENGAN MENJALIN HUBUNGAN ROMANTIK ATAUPUN SEKSUAL,” ungkapnya lagi.
Dalam salah satu kasus grooming yang terjadi antara guru dan murid di Lampung itu, Prasetjo lantas kembali mengingatkan, bahwa kasus ini tidak memandang umur.
Meski usia mereka tidak terpaut jauh, menurutnya interaksi romantik antara murid dan guru adalah hal yang sudah cukup menyalahi aturan.
“Titik masalah disini bukan tentang umurnya saja, melainkan interaksi romantik antara murid-guru yang sengaja dipelihara oleh si guru perempuan tersebut,” tuturnya.
“Itu secara etik harusnya tidak diperkenankan karena adanya potensi grooming. Harus dibatasi interaksi antara guru-murid,” sambungnya.
Seperti yang dilansir di laman NSPCC, Grooming adalah kasus dimana seseorang membangun hubungan, kepercayaan dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.
Siapa saja bisa menjadi groomer, tidak peduli usia, jenis kelamin, atau ras mereka. Grooming dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek atau panjang, bahkan dari minggu ke tahun.
Si pelaku alias ‘Groomer’ juga dapat membangun hubungan dengan keluarga atau teman si korban untuk membuat mereka tampak dapat dipercaya atau berwibawa.
Tak hanya oleh orang asing, anak-anak hingga remaja berpotensi menjadi korban grooming oleh kerabat hingga keluarga terdekatnya. Baik teman, guru, pemimpin kelompok agama, atau pelatih olahraga.
Hubungan yang dibangun oleh seorang groomer dapat mengambil bentuk yang berbeda. Ini bisa jadi beripa hubungan romantis, sebagai pembimbing, figur otoritas, hingga sosok yang dominan dan gigih.
Sumber : https://lifestyle.sindonews.com/read/1115551/166/viral-guru-dan-murid-menikah-hingga-prewedding-di-kelas-psikolog-ingatkan-bahaya-grooming-1685685992?showpage=all
FOLLOW THE Riaufakta.id AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Riaufakta.id on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram